Sabtu, 12 Mei 2018

Tutup Buku

Dear lovely,

Sedikit aksara yg mampu kutulis untukmu
Sedikit pula harapanku padamu
Kian menepis rasa egoku
Bahwa kini kau tak lagi denganku

Ikhlas kan membawaku maju
Tanpa tau kabar selalu darimu
Sadar akan hati yg sedang bersendu
Menikmati perasaan yg pilu

Maafkan aku telah sakitimu
Maafkan aku telah menghakimimu
Maafkan aku kau jadi membenciku
Maafkan aku kau tak mau lagi denganku

Aku ingin membuat mu benci padaku
Agar kau tak lagi pikirkan aku
Biarkan aku disini menunggumu
Karena aku tepat dibelakangmu

Tak peduli sikapmu kepadaku
Tak peduli seberapa bencimu padaku
Aku masih tetep sama
Aku masih tetap mendamba walau sakit kurasa

Aku tak mau menyalahkan waktu
Kita selalu menyapa setiap waktu
Walau lewat doa doa dariku ataupun kamu
Biar waktu yang menggurutu

Semangatlah dalam hidupmu
Beruntunglah kau punya teman temanmu
Ijinkan mereka menghiburmu selalu
Karena bahagiaku cukup dengan itu

Kelak nanti kau jalani dengan yg lain
Aku harap dia lebih baik dariku
Kelak nanti kau disakiti dengan yg lain
Kamu tau, dimana aku.

Sekian untuk aksara yang memenuhi pikiranku dan kutuang di blog ini, seperti aku sedang berdoa tanpa ada orang melihatnya.

Teruntuk kasihku, "elsa"

Terima kasih untuk semua.

Sampah

Benci-lah aku semampumu
Dan aku tidak bisa seperti itu
Caci-lah aku sebisamu
Dan aku akan membantumu
Dengan itu,  kamu bisa melupakan aku

Karena aku orang yg patut dibenci

Selasa, 08 Mei 2018

Layu

Kala senja ini kutulis lagi
Goresan ironi hati yang mati
Diterpa angin sore ini
Tampak syahdu kuratapi

Ada kalanya sesuatu tumbuh
Ada kalanya dia berhenti
Tawa yang selalu menghampiri
Namun duka akan menyelimuti

Seperti bunga yang akan layu
Sama halnya dengan rasa ini
Berharap namun semu
Percayalah aku tak akan berhenti

Jikalau waktu kian mengikis
Tak ada tempat untuk berkeluh
Duka dan sesal kan kutepis
Percayalah yang mati akan tumbuh

Senin, 07 Mei 2018

Menanti senyummu

Jika kutuliskan rasa untukmu
Aku tak tahu nanti berapa lembar buku
Percayalah, ini adalah kejujuranku
Percayalah, kelak nanti kau akan membaca tulisanku ini

Aku takut, ketika kamu membacanya
Aku tak lagi disampingmu
Menceritakan apa yang tak kau pahami
Membacakannya langsung padamu

Akan kutunggu senyummu ketika kau baca isi hatiku melalui blog ini.

Hati ingin bicara

Waktu berlalu tanpa terhitung
Kian menyusut rasamu padaku
Aku yang tak beruntung
Tak dapat lagi bersamamu

Hari pun berganti tiada henti
Serasa hati ini ingin berhenti
Dikoyak koyak dinginnya hati
Ketika tak ada rasa menghampiri

Aku percaya kau masih menyayangi
Namun kau takut tuk ulangi
Tak apa akan kupahami
Rasa sakitmu karena diriku sendiri

Aksaraku mungkin kau anggap fiksi
Namun inilah kuanggap obat hati
Lampiaskan semua emosi
Melalui kalimat yg kutulis ini

Ketika usaha ku runtuh lagi
Mungkin aku akan berhenti
Menunggu kau ketuk hatiku
Bahwa kau ingin kembali padaku

Tak akan ada lagi rasa sedih
Tak akan ada lagi rasa khawatir
Karena aku pernah tau
Cara untuk menyakitimu

Kelak nanti

Kelak nanti ku tahu kau bahagia
Izinkan aku untuk tersenyum dikejauhan
Kelak nanti ku tahu kau tak bersamaku
Tak akan kupedulikan, asal kau bahagia
Penebusan karena telah menyakitimu.

Bagai alam adalah pesanku

Ketika badai mengusikmu
Percayalah badai adalah rinduku
Ketika hujan membasahimu
Percayalah hujan adalah sentuhku
Ketika angin menghampirimu
Percayalah angin adalah doaku

Karena alam membantuku menyampaikan pesanku.

Terpaksa

Maaf ya, karena km menginginkannya
Aku terpaksa menjauh
Aku terpaksa tak mengabarimu
Aku terpaksa tak melupakanmu
Aku terpaksa mengucilkanmu
Namun rasa ku tak akan pernah terpaksa

Maaf, aku masih mencintaimu.

Selasa, 01 Mei 2018

Asa dan frasa

Seringku berputus asa
Tentang hidup yg fana
Ironi yg kusimpan sendiri
Menusuk dengan janji diri

Sebelum ini saya sempat bahagia,
Ekspektasi cita cita, dan hancur
Sebelum ini saya sempat bahagia, merasa kasih tulus ayah dan mama
Sebelum ini saya sempat bahagia,
Mempunyai separuh hati yg kutemu, namun ditinggalkannya

Lengkap tanpa syarat,
Mudah hancur dan nestapa
Ironi hidup dengan asa
Hingga tak mampu bicara

Jikalau ku hilang ditelan bumi,
Siapa yang akan mencari
Siapa yang akan mengunjungi
Siapa yang akan bersedih
Siapa yang akan merindukanku

Saya tidak peduli, mungkin tidak ada.
Maafkan aku ya tuhan, ku serahkan semua pada-Mu.