Pernah dengar anggapan mengenai rumah,
Seperti tempat singgah,
Bisa sementara, bahkan selamanya.
Aku belum mengetahui,
Apa aku adalah rumah,
Apa aku hanya lah tempat singgah?
Akhirnya aku merasa takut,
Mengenai kamu juga apakah rumahku?
Apa aku nantinya engkau jaga?
Apa nantinya aku engkau rawat?
Aku belum mengetahuinya.
Aku belum berani memiliki rumah mewah,
Yaitu kamu.
Layaknya yang diinginkan semua orang terhadapmu.
Aku takut kalah, tapi aku mencoba merawat rumah mewah ini.
Namun, kau sendiri pun takut mengecewakanku yang merawatmu.
Ketika rumah sudah bertingkat,
Apakah aku masih terlihat?
Pada akhirnya, aku pun memikirkannya.
Mengenai ketakutan akan kecewamu.
Mengenai hal yang didepan sana.
Berat ternyata mempunyai rumah semewah kamu.
Tapi,
Aku perlu bersyukur, aku berhasil keluar dari rumah lama ku yang begitu menyakitkanku ketika ku didalamnya.
Walau aku tak menahu,
Apa rumah mewah kali ini akan menyakitkanku (lagi).
Aku belajar, ketika aku melepaskan rumah, disana aku pernah menyayangi, merawat, berjuang, mengisi yang belum ada, dan tulus mencintai rumah ini.