Kemarin, bincang kecil dengan kawan
Mengenai teguranku, akan mulut layaknya pisau, tajam.
Semua orang pasti tersakiti
Setega itu dirimu berkata
Body shaming.
A shitty mind ever, pernah merasakan? Bagaimana tersakiti ketika dikatai mengenai fisikmu?
Pepatah seakan datang perlahan berbisik "Jika engkau tak ingin disakiti, maka jangan lah engkau menyakiti."
Object memang bukan aku,
Namun aku pun merasa risih ketika selera mata mu meluap lewat komentar.
Hal yang membuat ku pun menghargai diriku,
Yang awalnya tidak pede dengan paras tak rupawan
Tinggi badan yang minimalis
Wajah penuh minyak dan bekas jerawat
Mata retina yang terpecah
Menyadari bahwa aku punya tubuh yang lengkap dan sehat, insya allah.
Aku sempurna, dibanding orang yang tak punya tangan,
Orang yang tak punya kaki
Orang yang berwajah tak semestinya pada tempatnya
Orang yang.. Aku pun tak sanggup menjelaskan semua ketidak-sempurnaan itu.
Jikalau aku menjadi orang tersebut, apakah aku mampu dan sanggup mengkomentari seseorang diluar sana?
Keadaan paling beruntung, tapi selera matamu sungguh nahas. Geramku menjadi jadi, kala ketika aku mendengar keluh dia menangis bahwa dia merasa sedih ketika perjuangannya membuat mata orang orang termanjakan dihancurkan dengan kalimat sederhana namun menyakitkan. Mengenai fisik, hati wanita memang rapuh, pria bangsat yang mampu melontarkan kata kata mengenai fisik wanita. Bajingan memang.
Semua kusadari, haruslah aku bersyukur.
Bersyukur tiada henti mengenai karunia.
Manfaatkan mulut dan otak untuk tidak menghakimi, menghina, meledek ataupun semacamnya tentang karunia Tuhan.
Untuk kalian, orang orang yang begitu merasa pantas mengkomentari teruskanlah hingga nantinya engkau merasa tersakiti lewat jalan yang berbeda.
Untuk kalian, orang orang yang merasa bahwa dirimu memang layak untuk terkena celotehan celotehan mengenai dirimu, teruskanlah panjatkan puji syukur diberi fisik yang sempurna, cantik dan tampan dirimu terlihat dari hati yang baik.
Jikalau elfeel melihat orang orang yang tidak memanjakan mata kalian, berusahalah untuk tidak nyinyir, simpanlah, berkaca kembali jika engkau merasa layak untuk menghakimi selain Tuhan.
Jangan lupa bersyukur,
With love,
From me.