Selasa, 27 Agustus 2019

Liar

Kita memang satu kota
Namun rasamu telah singgah
Jauh, entah dimana
Ada hal yang tak bisa ku sentuh

Ingin rasanya bertanya,
"Bagaimana perasaanmu saat ini?
Jangan sedih, mari kita bertemu
Membereskan semua lagi tentang kita"

Rasanya hanya dengan angan saja
Ku bisa bergumam seperti itu
Yang realitanya mungkin terbalik

Lalu dia pun akhirnya bergumam pula,
"Aku sedih bukan karena perpisahan kita, aku sedih karena hanya ingin menikmati kesedihan ku agar kelak nanti ada seseorang lain menyembuhkanku, tolong jangan salah faham jik".

Ah sial fantasiku selalu liar
Belum tentu juga ia bergumam seperti itu
Sendiri memang menyedihkan,
Pun aku sedang menikmatinya

Pertengahan hari dikelilingi bahagia,
Pertengahan malam dikelilingi luka
Semua punya kisah, dan rahasia
Layak untuk seseorang menyembunyikannya

Tuhan sudah atur skenarionya, tunggu scene tentang mu saja, nikmati.

Sabtu, 24 Agustus 2019

Damn, i'm lost.

Too much, i'm think this shit must done.
But i'm felt so blue, i have'nt a clue.

Can i call you to heard your voice again?
Damn, you came on my fantasy
Every single day, i miss you.

Was better, now bitter.

Im still standin for you, if yu need my arms. My hand looks so lonely, hold me please, im hopeless.

Ate your favorite food, everything i'll eat if i'm with you.
Seen your favorite movie, everythinh i'll see if i'm with you.
Come on, tears has comin.

I'm alright, seriously.
Almost absolutely, yes i'm alright.
If you still alive.

No matter how long i'm waitin you who the one girl won't let me to wait for you.
I'm get my way, please give me a chance.

Too much, im gettin done, im just want to tell you, i miss all the things of us.
Yea, im fault, let me fix it.
For all the things, i didnt meant to hurt you anymore.

Send me some a signal if you get my signal to you. I'll be there.

Kamis, 22 Agustus 2019

Mengingat hanyalah ahliku.

Bicara dengan sinar bintang malam ini,
Kala dingin selimuti dan benar, saya menyadari sedang sendiri.

Gagalkah diriku? Belum.
Mencoba membuka hati, namun ragu selimuti.
Berjalan maju, namun tetap genggammu yang ingin ku raih.
Memilih untuk tidak menyakiti, karena saya merasakan bagimana rasa itu.

Mencoba melihat mata yang berbeda,
Namun kenapa bola matamu yang selalu hadir.
Kataku sendiri ku telah merelakan?
Aku menjadi pembohong.

Mencoba mendengar gelak tawa yang berbeda, Namun kenapa tawanya tak semenarik ketika ku dengar tawamu.
Apakah aku sedang tuli? Hanya tawamu yang redakan tanyaku.

Sedalam ini aku telah menyelam, hingga tenggelam, entah, apakah ini permukaan?
Dalam posisi membisu, menjadi tuli, seakan mati rasa.

Sampai kapan adalah pertanyaan bagai bom waktu yang tak kuketahui akan meledak. Penantian adalah kata kerja yang belum tau apakah sudah kulakukan. Bodoh.

Sejujurnya saya telah malu, kenapa engkau sudah bisa mencintaiku dengan merelakanku, sedang aku masih bersikeras dengan waktu, terhanyut dengan ingatan kala itu.

Menghabiskan waktu untuk merindukanmu, mengenangmu, memungut hal indah tentangmu.

Untukmu, jangan pernah untuk menjadi sepertiku.

Orang yang bersikeras tuli,
Orang yang bersikeras bisu,
Orang yang bersikeras menjadi buta,
Selain mendengar, berbicara, serta melihatmu.

Aku tak akan menanyai kabarmu, keadaanmu, bagaimana perasaanmu.
Aku akan berfikir bagaimana baiknya tentang dirimu. Jikalau aku menjadi egois, aku hanya akan mengusikmu.

Maaf untuk kesekian kalinya, aku gagal.



Selasa, 13 Agustus 2019

Terimakasih, kamu hebat!

Backsound : "Tulus - Lekas"

"Teruntuk diriku,

Terima kasih sudah berjuang,
Berjuang untuk memaafkan diri sendiri, mengenai hati yang terlalu dalam menyalahkan diri sendiri. Tidak, km sudah cukup hebat.

Berjuang untuk berdamai dengan keadaan, mengenai betapa kelamnya hidupmu saat ini. Tidak, kamu telah sangat hebat sudah sampai titik ini.

Berjuang untuk melawan ego, mengenai mana yang harus km utamakan dan tidak menjadi orang yang bodoh. Tidak, kamu masih tetap hebat untuk hal itu.

Berjuang untuk merelakan, mengenai apapun yang belum waktunya engkau putuskan, relakan ketika yang engkau harapkan belum untukmu, atau bukan untukmu, engkau tetap layak untuk melihat dirimu sendiri bahagia melihat dia sudah baik baik saja tanpamu. Tidak, kamu bukan sepenyerah itu, kamu hebat sudah mampu dititik ini.

Berjuang untuk melangkah kedepan, tanpa sadar kau telah menjadi seorang barista, ketika dirimupun tak tahu apa itu kopi. Berjuang dalam belajar, berproses, dan berkembang. Tidak, kamu bukan orang seputus asa itu, kamu telah sangat istimewa dalam setahun engkau berjuang keras mengenai proses.

Berjuang untuk tetap menjadi putra yang membanggakan, mengenai menjadi seseorang yang selalu diperhatikan kembali dikeluarga, memungut puing puing perasaan keluarga yang pernah hancur. Tidak, kamu tidak sebodoh orang orang disana yang memutuskan untuk membenci dan menjadi liar, kamu telah hebat untuk memutuskan memaafkan segalanya.

Berjuang hingga detik ini menjadi lebih baik, lebih baik, lagi, lagi, dan lagi. Hati tidak akan menahu akan dibolak balikkan oleh kuasa-Nya. Tidak, kamu sudah hebat dalam menangkis semua ajakan buruk dan pengaruh buruk diluar sana, sehebat itu.

Terimakasih, kamu perlu apresiasi untuk itu, dari diriku untuk diriku pula, tak perlu sebuah piala atau piagam yang tampak nyata, dengan bersyukur dengan segala yang aku lalui ialah sebuah apresiasi tersendiri untuk kamu genggam sebagai prinsip.

Maafkan dirimu! Semangati dirimu! Kamu layak menjadi Manusia!
Terimakasih jik untuk tetap ingin hidup!"

Selasa, 06 Agustus 2019

Mengerti tanpa Memahami

Gemarku mengingat
Gemarmu melupakan
Sukaku mengenang
Sukamu membuang

Entah apa yang membuat dikau begitu sakit sesakit-sakitnya dikarenakan aku,
Sampai sekarang aku pun masih bertanya-tanya,
Sejahat itu kah diriku padamu?
Sesakit itukah hatimu yang aku hancurkan?
Seolah, dan bahkan iya, aku sosok semenyeramkan itu bagimu.

Pilihan bertahan mungkin sudah kau tanggalkan,
Berlari untuk menghindar,
Ketika patah kakiku kukuatkan.

Engkau lari. Engkau bahkan tak peduli.
Namun, engkau memilih untuk mengejar seseorang yang belum ada, dibanding menoleh aku, yang masih mengejarmu.

Engkau terlihat tersakiti, namun aku jauh lebih sakit.
Biarlah adalah kata penjeda,
Ketika sesak didada ingin kuhiraukan.

Mungkin benar, engkau memilih sosok yang bukan aku.
Karena engkau terlanjur membuang semua, ya.. Tentang aku.

Minggu, 04 Agustus 2019

Juang tumbang

Sedih memang jika diceritakan,
Dimana ada orang orang sebegitu relanya meniadakan akal sehat demi seseorang yang membuatnya sekarat.

Celakanya, ada yang bertarung hebat dengan ego menghargai diri sendiri, demi seseorang yang tak tau betapa berharganya dirinya.

Ada yang memberi waktu penuh, bertarung dengan jarak, berjuang melawan hujan, menghitam melawan panas, berunding dengan semesta untuk bertemu,
Iya, demi seseorang yang begitu gemarnya menghancurkan harapan.

Ada pula yang diselingkuhi berkali kali, namun maafnya tak kunjung membuat orang yang disayanginya menjadi sadar.

Tidak, tidak tolol.
Karena seseorang yang melakukan hal tersebut ialah orang yang memiliki keyakinan bahwa apa yang dilakukan itu benar, layak, dan patut diperjuangkan.
Meski hasilnya selalu menghasilkan resah dan kecewa.

Untuk siapapun yang sedang berjuang, kamu boleh mencintainya dengan hebat.
Tapi jangan jadikan itu sebagai alasan yang tepat untuk selalu mempertahankan ketika juangmu selalu dipatahkan, maaf mu yang disepelekan, dan dirimu yang selalu ditiadakan.

Sekian.