Yang pergi aku persilahkan.
Hidupku adalah rumah, aku adalah pemiliknya.
Sisanya hanyalah kamu,
Yang tak bisa kupaksa untuk singgah.
Aku adalah tuan rumah yang selalu membukakan pintu,
Bagi para penjelajah yang ingin melepas lelah.
Namun ketika napasmu menyentuh rumahku,
Maka ada dua pilihan,
Menetap karenah betah,
Atau kembali melangkah karena rumahku terlalu jengah.
Rumahku ku usahakan isi penuh nyaman,
Apa mungkin ada hal yang tak ada di rumahku?
Maafkan rumahku yang sederhana ini,
Mungkin tak elok, namun teduh untuk singgah.
Setiap sudut terukir memori,
Tentang hal yang biasa dilakukan,
Perihal rumah,
Aku adalah tuan rumah,
Kelak kau cari rumah lain yang lebih indah,
Boleh lah kau jenguk rumah yang usang ini,
Singgah sebentar, pejamkan mata,
Rasakan memorinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar